Oleh : Mochammad Deni
Saputra (13089)
Pertanian
merupakan salah satu sektor utama yang menunjang perkembangan perekonomian
Indonesia. Sejak dekade 50-an sampai sekarang, sektor ini selalu menempatkan
diri dalam lima besar pengisi pendapatan negara.Mengenai peran penting sektor
pertanian bagi perekonomian tidak dapat disangkal lagi. Pernyataan tersebut
diperkuat dalam data statistik yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
bahwa pada bulan Februari 2014 meskipun terjadi penurunan sebesar 0,68 persen,,
jumlah tenaga kerja di sektor pertanian sebesar 40,83 juta orang dan dalam
periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 41,11 juta orang, Selain itu,
menurut Pusdatin Kementerian Pertanian pada tahun 2012, bahwaIndonesia
menjadi negara pengekspor dalam subsektor perkebunan dengan nilai yang cukup
besar yaitu sebesar 32,476 US $ Milyar. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat
diketahui bahwa sector pertanian mempunyai peranan yang penting dalam
pembangunan bangsa, terlebih Indonesia akan menyongsong era keterbukaan pada
tahun 2015 yaitu adanya ASEAN Economic Community.
Dengan
adanya ASEAN Economic Community, timbul pasar tunggal dan basis
produksi yang menjadikan perdagangan menjadi lebih bebas, ditambah
adanya dua komponen penting lainnya, yaitu Priority Integration Sectors dan
kerjasama di bidang pangan, pertanian dan kehutanan. Hal ini tentunya dapat
menjadi peluang maupun tantangan bagi bangsa Indonesia terutama pada sector
pertanian. Terbukanya pasar keuangan ASEAN tersebut memberikan peluang untuk
semakin terbukanya akses bagi para petani untuk memasarkan
produknya, tidak saja di dalam negeri tetapi juga pasar internasional. Dilain
pihak, sektor pertanian di Negara ASEAN menghadapi tantangan yang cukup berat,
karena persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi
pekerjaan rumah untuk sector pertanian.
Salah
satu permasalahan dalam sektor pertanian di Indonesia adalah lahan dan
teknologi. Lahan menjadi topik yang krusial dalam sector pertanian karena
tingkat konversi lahan yang semakin meningkat. Di lain pihak, teknologi
pertanian Indonesia telah berkembang dengan pesat. Dari proses produksi di hulu
hingga pengolahan di hilir. Banyak aplikasi teknologi digunakan dalam industri
pertanian modern di Indonesia untuk mendapatkan hasil yang baik dengan biaya
produksi yang rendah. Seperti yang dapat kita lihat, budidaya pertanian di
pekarangan khususnya di perkotaan, memiliki karakteristik yang khas. Kekhasan
tersebut diantaranya adalah memiliki luasan sempit hingga sangat sempit. Oleh
sebab itu, optimasi pemanfaatan pekarangan dalam budidaya tanaman dan sumber
bahan pangan di perkotaan sangat perlu dilakukan. Salah satu strategi optimasi
pemanfaatan pekarangan adalah melalui sistem budidaya tanaman yang dipadukan
dengan budidaya ikan atau disebut vertiminaponik.
Vertiminaponik
Vertiminaponik
merupakan penggalan dari kata verti, mina, dan ponik. Verti berasal dari kata
vertikultur yaitu budidaya tanaman secara vertikal, mina berarti ikan, dan
ponik berarti budidaya. Vertiminaponik adalah sistem yang memodifikasi
sistem aquaponik sehingga cocok dengan kondisi perkotaan untuk mendukung
pembangunan pertanian perkotaan. Pada sistem ini, dengan luasan lahan yang sama
maka akan dapat dihasilkan dua komoditas sekaligus, yakni sayuran dan ikan.
Budidaya sayuran secara langsung akan didukung oleh sistem di bawahnya (ikan)
yang menghasilkan sisa pakan dan kotoran ikan yang mengandung hara konsentrasi
tinggi dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman di atasnya. Sementara itu, media
tanam dan tanaman yang berada di atasnya akan menyaring air dan mempertahankan
kualitas air yang berada dibawahnya. Kondisi tersebut menyebabkan kualitas air
kolam akan tetap baik, bebas dari sisa pakan dan kotoran ikan, sehingga akan
mendorong pertumbuhan ikan menjadi baik.
Dalam
Pameran Research Innovation and Technology (Ritech) Expo untuk
Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke 18 di Taman Mini Indonesia
Indah (TMII), Dr Yudi Sastro menjelaskan bahwa ikan yang dapat dipelihara
melalui teknologi vertiminaponik ini adalah semua ikan tawar terutama yang
tidak membutuhkan kesediaan oksigen dalam air yang tinggi seperti lele, bawal,
patin, nila dan lain sebagainya. Di dalam bentuk yang portable ini, sayuran dan
ikan yang dihasilkan cukup banyak. Satu tangki air dengan toren 500 L dapat
diisi ikan nila atau bawal sampai 200 ekor, sedangkan lele sekitar 300 ekor
dengan jumlah produksi akhir sekitar 17 kg. Di atas tangki dapat disimpan 8
talang air yang ditanami empat jenis sayur yang berbeda. Untuk setiap satu
talang dengan panjang 1 meter yang ditanami sayuran sawi dapat menghasilkan 0,6
kg sawi. Begitupun apabila ditanami selada dapat menghasilkan 0,6 kg selada.
Sedangkan apabila ditanami kangkung dan bayam, masing-masing dapat menghasilkan
seberat 1 kg dan 0,8 kg.
Selain
itu, vertiminaponik juga bermanfaat dari segi ekonomis. Vertiminaponik adalah
cara berbudidaya organik yang ramah lingkungan karena bebas pestisida. Kita
tidak perlu memupuk dan mengaplikasikan bahan kimia karena pupuk sudah
dapat dihasilkan dari kotoran ikan. Hal ini tentunya menghasilkan makanan yang
aman untuk kesehatan, terlebih sayuran organik apabila dijual sangat mahal.
Jadi, secara ekonomi sangat menguntungkan. Dalam pembuatan teknologi ini, kita
juga dapat menyesuaikan budget yang dikeluarkan. Kolam ikan dapat dibuat dari
drum bekas ataupun talang bekas, sedangkan untuk media tanam dapat digunakan
batu zeolit sebagai sistem penyaringan air atau dapat diganti dengan batu
kerikil. Hal ini tentunya dapat membuat harga modal pembuatan menjadi jauh
lebih murah. Teknologi ini layak untuk dikembangkan di perkotaan. Masyarakat
perkotaan yang mempunyai waktu sempit akan sangat terbantu dengan teknologi
ini. Selain itu, teknologi ini juga dapat diaplikasikan pada daerah dengan lahan
terbatas.
Dalam
menghadapi AEC, tentunya teknologi ini dapat menjadi salah satu solusi untuk
meningkatkan produktivitas pada sektor pertanian tanpa mengkhawatirkan adanya
permasalahan mengenai keterbatasan lahan. Vertiminaponik sangat bermanfaat
secara ekonomis dan efisien untuk dilakukan.Apabila teknologi ini dijalankan
dengan serius dan diperhatikan akan mampu membantu mewujudkan ketahanan pangan
di Indonesia, bahkan menjadi berdaulat atas pangan dalam memenuhi kebutuhan di
dalam negeri sendiri, serta menjadi komoditas ekspor untuk menghasilkan devisa
negara. Semua itu pada akhirnya akan mampu memberikan rasa aman dan nyaman
dalam meningkatkan pembangunan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan
masyarakat. Selain itu, dapat mengangkat dan meningkatkan kesejahteraan serta
pendapatan bagi para petani, nelayan dan peternak yang selama ini dirasakan
masih sangat rendah.
Namun
semua keberhasilan itu membutuhkan kerjasama pada semua pihak, mulai dengan
adanya dukungan alokasi dana yang memadai untuk memacu pembangunan pertanian
serta kebijakan-kebijakan Pemerintah yang mengarah dan menopang kepada
penerapan teknologi inovasi pertanian seperti vertiminaponik. Semua teknologi
inovasi pertanian tersebut akan sulit berkembang, jika tidak dibarengi dengan
dukungan kebijakan kuat dan sinergis dalam hal peningkatan kualitas SDM melalui
pendidikan formal maupun non formal maupun dalam hal perkreditan.
Refrensi :
Anonim. 2013. Vertiminaponik:
Hasilkan Produk Organik Berlimpah di Pekarangan. http://jakarta.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=286:vertiminaponik-hasilkan-produk-organik-berlimpah-di-pekarangan&catid=4:info-aktual .
Diakses pada 7 November 2014.
Nugrayasa, Oktavio
Nugrayasa. Tantangan Masalah Pertanian Pada Pemerintahan Mendatang. http://setkab.go.id/en/artikel-13920-tantangan-masalah-pertanian-pada-pemerintahan-mendatang.html . Diakses
pada 7 November 2014.
NAMA : Ahmad Syihabuddin
BalasHapusNIM : 13361
GOL/KEL : B2/1
Nilai Penyuluhan :
1. Adanya sumber teknologi atau ide : Tulisan diatas mengandung informasi tentang teknologi baru yaitu vertiminaponik yang dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas pada sektor pertanian tanpa mengkhawatirkan adanya permasalahan mengenai keterbatasan lahan.
2. Adanya sasaran :
- Sasaran langsung : Masyarakat yang hanya mempunyai lahan terbatas tetati ingin bertani.
- Sasaran tidak langsung : seluruh masyarakat Indonesia yang membaca blog ini.
3. Adanya manfaat : Teknologi vertiminaponik memiliki beberapa manfaat yaitu :
- ekonomis dan efisien untuk dilakukan
- apabila teknologi ini dijalankan dengan serius dan diperhatikan akan mampu membantu mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.
- bisa menjadi komoditas ekspor untuk menghasilkan devisa negara.
- meningkatkan pembangunan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan masyarakat.
- dapat mengangkat dan meningkatkan kesejahteraan serta pendapatan bagi para petani, nelayan dan peternak yang selama ini dirasakan masih sangat rendah.
4. Adanya nilai pendidikan : Tulisan daiatas mengandung informasi yang menarik untuk dipelajari dan dikembangkan karena dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas pada sektor pertanian tanpa mengkhawatirkan adanya permasalahan mengenai keterbatasan lahan.
Nilai Berita :
1. Timelines : Artikel diatas termasuk berita baru serta mengandung informasi baru yaitu tentang teknologi baru vertiminaponik.
2. Proximity : Informasi diatas bersifat dekat dengan masyarakat yang hanya mempunyai lahan atau pekarangan terbatas dan ingin melakukan budidaya.
3. Importance : Tulisan diatas mengandung informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat kota yang memiliki lahan sempit dan ingin bertani.
4. Consequence : Tulisan diatas mmemberikan informasi tentang teknologi baru yaitu veertiminaponik yang mampu membantu mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia, bahkan menjadi berdaulat atas pangan dalam memenuhi kebutuhan di dalam negeri sendiri.
5. Human Interest : Tulisan daiatas mengandung informasi yang menarik karena dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas pada sektor pertanian tanpa mengkhawatirkan adanya permasalahan mengenai keterbatasan lahan.