Pertanian di lahan kota menjadi hal yang tabu bagi sebagian masyarakat perkotaan. Bagi masyarakat kota, lahan yang sempit dan mobilitas yang tinggi merupakan tantangan terbesar untuk mengembangkan pertanian di kota. Menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat perkotaan untuk menjadi konsumen produk pertanian bukan menjadi produsen.
Solusi untuk permasalahan lahan sempit ini sebenarnya sudah banyak dicetuskan di era saat ini. Vertikultur telah banyak dikenal masyarakat sebagai solusi menanam di lahan sempit dengan berbagai cara seperti penggunaan pipa, wall gardening dan tanaman gantung. Namun hal tersebut dirasa kurang efektif karena hanya dapat menghasilkan satu jenis produk pertanian saja, yakni sayuran. Solusi yang mulai dikembangkan di masyarakat perkotaan saat ini adalah vertiminaponik. Vertiminaponik hadir untuk memenuhi kebutuhan lahan yang sempit dengan berbagai manfaat yang ada.
sumber : http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/ |
Vertiminaponik menggabungkan unsur perikanan yakni akuaponik dan pertanian (hortikultura). Vertiminaponik merupakan kombinasi antara sistem budidaya sayuran secara vertikal berbasis pot talang plastik dengan sistem akuaponik. Oleh sebab itu dinamai dengan “Vertiminaponik”. Verti berasal dari kata vertikultur (budidaya tanaman secara vertikal), mina berarti ikan, dan ponik berarti budidaya. Penggalan kata “ponik” tersebut biasanya melekat pada istilah hidroponik dan akuaponik (BPTP Jakarta, 2013).
Manfaat yang diperoleh dari vertiminaponik adalah menghasilkan dua komoditas sekaligus, yakni sayuran dan ikan. Selama ini kita mengenal istilah hidroponik, yakni menanam sayuran dengan media air. Hidroponik memang diterapkan dalam vertiminaponik, namun nutrisi sayuran didapatkan dari sisa pakan dan kotoran ikan yang mengandung hara konsentrasi tinggi bukan memakai nutrisi khusus untuk hidroponik. Tanaman juga berfungsi sebagai penyaring air dan mempertahankan kualitas air yang ada pada kolam ikan. Sehingga terjadi hubungan mutualisme antara tanaman dan ikan, akibatnya pertumbuhan ikan menjadi baik dan nutrisi tanaman terjaga.
Dr Yudi Sastro menjelaskan bahwa ikan yang dapat dipelihara melalui teknologi vertiminaponik ini adalah semua ikan tawar terutama yang tidak membutuhkan kesediaan oksigen dalam air yang tinggi seperti lele, bawal, patin, nila dan lain sebagainya. Di dalam bentuk yang portable ini, sayuran dan ikan yang dihasilkan cukup banyak. Satu tangki air (toren 500 L) dapat diisi ikan nila atau bawal sampai 200 ekor, sedangkan lele sekitar 300 ekor dengan jumlah produksi akhir sekitar 17 kg. Di atas tangki dapat disimpan 8 talang air yang ditanami empat jenis sayur yang berbeda. Untuk setiap satu talang (panjang 1 meter) yang ditanami sayuran sawi dapat menghasilkan 0,6 kg sawi. Begitupun apabila ditanami selada dapat menghasilkan sekira 0,6 kg selada. Sedangkan apabila ditanami kangkung dan bayam, masing-masing dapat menghasilkan seberat 1kg dan 0,8 kg (BPTP Jakarta, 2013).
Keuntungan yang dihasilkan dari pembuatan vertiminaponik dapat ditinjau dari sisi ekonomis dan kesehatan. Secara ekonomis, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan sayuran secara mandiri. Selain itu, vertiminaponik dapat menghasilkan produksi yang berlimpah sehingga besar kemungkinan menjadi peluang usaha di bidang perikanan dan pertanian. Dari sisi kesehatan, penanaman secara vertiminaponik mampu menghindarkan dari penggunaan bahan tidak ramah lingkungan seperti pupuk kimia dan pestisida. Tentu sayuran dan ikan yang dihasilkan mempunyai fisik yang lebih sehat dibanding dengan sayuran yang biasa dibeli di pasaran.
BPTP Jakarta (2013) menjelaskan bajwa modal pembuatan vertiminaponik disesuaikan dengan isi kantong masing-masing. Kolam ikan dapat menggunakan drum bekas ataupun talang bekas. Sebagai media tanam dapat digunakan batu zeolit sebagai sistem penyaringan air atau dapat diganti dengan batu kerikil saja. Hal ini dapat membuat harga modal pembuatan menjadi jauh lebih murah.
Salah satu masalah untuk menerapkan pertanian bagi masyarakat perkotaan adalah mobilitas yang tinggi. Tidak perlu khawatir karena vertiminaponik tidak banyak menyita waktu. Teknologi yang tepat dapat membantu masalah ini. Pompa air akan mengalirkan air secara otomatis, sehingga masyarakat tidak perlu lagi memikirkan aplikasi pupuk, pestisida maupun membersihkan kolam ikan!
Ditulis oleh Miftahul Ajri/ 13275 (B2/2)
Referensi
BPTP Jakarta. 2013. Vertiminaponik: Hasilkan Produk Organik Berlimpah di Pekarangan. < http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=286:vertiminaponik-hasilkan-produk-organik-berlimpah-di-pekarangan&catid=4:info-aktual>. Diakses tanggal 7 November 2013.
NILAI BERITA :
BalasHapus1. Time lines:berita tentang vertiminaponik tergolong baru dan menarik untuk dibaca
2. Proximity:berita yang ditulis tentang vertiminaponik dekat dengan sasarannya yaitu masyarakat perkotaan yang dapat mengakses melalui internet, karena cara pikirnya sudah modern di perkotaan, dapat diakses dimanapunkapanpun.
3. Improtance:berita yang ditulis penting karena membawa manfaat bagi masyarakat kota yang ingin bertani namun hanya memiliki lahan dan waktu luangyangsedikit.
4. Prominanance:teknologi vertiminaponik dikembangkan oleh peneliti BPTP Dr. Yudi Sastro
5. Development: keberhasilan menemukan dan mengembangkan teknologi vertiminaponik sebagai solusi untuk bertani dan berbudidaya ikan di lahan pekarangan
NILAI PENYULUHAN :
1. Adanya sumber teknologi atau Ide:adanya teknologi baru yaitu vertiminaponik yang menggabungkan budidaya ikan dan sayuran sekaligus di lahan pekarangan yang sempit
2. Adanya sasaran :sasaran langsung yaitu masyarakat kota yang ingin bertani dirumahnya namun lahan yang dimiliki minim, juga tidak banyak memiliki waktu luang
3. Adanya mannfaat: tulisan bermanfaat untuk membantu masyarakat kota tahu tentang vertiminaponik yang dapat membantu memenuhi kebutuhan rumahtangga akan sayuran dan ikan
4. Adanya nilai pendidikan: pengetahuan baru bagi masyarakat kota tentang vertiminaponik, suatu teknologi terbaru yang dapat membudidayakan ikan dan sayuran sekaligus dalam satu tempat dan waktu, efisien tidak memutuhkan lahan yang luas dan tidak memakan waktu banyak untuk perawatan, cocok untuk masyarakat perkotaan yang sibuk.
Anggita Novia P.
13115
Gol B2/ Kelompok 1