Jumat, 07 November 2014

Vertiminaponik: Cara Baru Bercocok Tanam di Perkotaan

Saat ini sudah banyak dikembangkan berbagai teknologi baru, termasuk teknologi dalam bidang pertanian. Teknologi ini diharapkan dapat menjawab berbagai masalah yang timbul di masyarakat, termasuk masalah lahan atau media tanam. Selama ini kita hanya memandang bahwa bercocok tanam hanya dapat dilakukan di desa yang memiliki lahan luas, sedangkan orang yang tinggal di perkotaan sulit untuk melakukannya. Namun saat ini sudah ada teknologi baru yang diciptakan oleh Dr. Yudi Sastro dari BPTP Jakarta yaitu teknologi vertiminaponik yang berasal dari kata verti (vertikal/tanaman budidaya secara vertikal), mina (ikan), dan ponik (budidaya). Vertiminaponik merupakan kombinasi antara sistem budidaya sayuran secara vertikal berbasis pot talang plastik dengan sistem akuaponik. Pada sistem ini, dengan luasan lahan yang sama maka akan dapat dihasilkan dua komoditas sekaligus, yakni sayuran dan ikan. Budidaya sayuran, secara langsung akan didukung oleh sistem di bawahnya (ikan) yang menghasilkan sisa pakan dan kotoran ikan yang mengandung hara konsentrasi tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman di atasnya. Sementara itu, media tanam dan tanaman yang berada di atasnya akan menyaring air dan mempertahankan kualitas air yang berada di bawahnya. Kondisi tersebut menyebabkan kualitas air kolam akan tetap baik, bebas dari sisa pakan dan kotoran ikan, sehingga akan mendorong pertumbuhan ikan menjadi baik.


Ikan yang dapat dipelihara melalui teknologi vertiminaponik ini adalah semua ikan tawar terutama yang tidak membutuhkan kesediaan oksigen dalam air yang tinggi seperti lele, bawal, patin, dan nila. Di dalam bentuk yang portable ini, sayuran dan ikan yang dihasilkan cukup banyak. Satu tangki air dapat diisi ikan nila atau bawal sampai 200 ekor, sedangkan lele sekitar 300 ekor dengan jumlah produksi akhir sekitar 17 kg. Di atas tangki dapat disimpan 8 talang air yang ditanami empat jenis sayur yang berbeda. Untuk setiap satu talang (panjang 1 meter) dapat menghasilkan 0,6 kg sawi; 0,6 kg selada; 1kg kangkung atau 0,8 kg bayam. vertiminaponik adalah cara berbudidaya organik yang ramah lingkungan bebas pestisida. Kita tidak perlu memupuk  dan mengaplikasikan bahan kimia sehingga kita menghasilkan tanaman yang sehat dan siap dimakan dimana saja serta mempunyai nilai ekonomis tinggi.Untuk teknologi ini dapat disesuaikan dengan isi kantong masing-masing. 



Beberapa keuntungan yang dapat dicapai dari vertiminaponik ini adalah :
  • Memperoleh hasil ikan dan sayuran sekaligus. Dalam hal ini, kita memiliki pekarangan yang bisa swasembada sayuran dan protein dalam skala rumah tangga. Tentunya sayur ini segar karna langsung dipetik dan pastinya bersih karena kita tau kondisi pekarangan kita sendiri. Selain itu kita bisa memasak ikan dalam kondisi segar.
  • Hemat tempat dan tidak memerlukan lahan yang luas untuk bercocok tanam. 
  • Terjamin Organik. Sayuran yang hidup tersebut mengkonsumsi kotoran ikan yang berenang dibawahnya. Tentunya kondisi ini menjamin bahwa produk sayuran yang ditanam ini jelas organik. Jika ditambahkan pestisida atau pupuk, tentunya akan mempengaruhi kehidupan ikan yang dipelihara. Jadi, keseimbangan ekosistem mini diperlukan di sistem ini.
  • Tidak perlu menyiram tanaman setiap hari. Air yang dipompa akan terus menerus mengaliri tanaman penghias atau tanaman sayur vertiminaponik ini. Kita hanya perlu pastikan bahwa pompa air menyala sehingga sirkulasi air dapat terus berjalan
  • Design menarik. Bagi anda yang memiliki hobi mendesign ruangan atau taman, tentunya vertiminapinik ini dapat disulap menjadi design yang lebih menarik lagi. Bisa saja ini vertiminaponik ini menghiasi restoran, rumah makan dengan design yang lebih bagus dan dapat memanjakan mata para konsumen.
Selain keuntungannya, vertiminaponik juga ada kekurangannya. Kekurangannya terletak pada mahalnya biaya pembuatan. Biaya pembuatan 1 set sederhana saja bisa menghabiskan kira-kira 3 juta. Kemudian media tanam harus diganti secara berkala tergantung tanaman yang digunakan minimal tiga kali penanaman karena vermikompos akan tergerus oleh air yang mengalir. Hal ini membuat adanya biaya penggantian atau perawatan. Tetapi hal ini dapat disiasati. Kolam ikan dapat menggunakan drum bekas ataupun talang bekas. Sebagai media tanam dapat digunakan batu zeolit sebagai sistem penyaringan air atau dapat diganti dengan batu kerikil saja. Hal ini dapat membuat harga modal pembuatan menjadi jauh lebih murah.

sumber:
http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=286:vertiminaponik-hasilkan-produk-organik-berlimpah-di-pekarangan&catid=4:info-aktual


Ridya Nastitie/13325/B2/2

1 komentar:

  1. Nama : Risa Peranata
    NIM : 13508
    Golongan : B2
    Kelompok : 1
    a. Nilai penyuluhan
    • Sumber Teknologi / ide : Vertiminaponik
    • Sasaran : - sasaran lansung: masyarakat perkotaan
    • Manfaat : vertiminaponik membantu masyarakat perkotaan untuk memenuhi kebutuhan pangan berupa sayur dan ikan secara mandiri, efisien tempat dan waktu, serta sehat untuk dikonsumsi.
    • Nilai Pendidikan : Teknologi vertiminaponik menarik untuk dipelajari dan dikembangkan karena merupakan inovasi baru yang menggabungkan budidaya tanaman sayuran dan ikan sekaligus, sehingga dalam satu tempat yang sama dapat dihasilkan dua komoditas sekaligus yaitu ikan dan sayur.

    b. Nilai berita yang terkandung dalam artikel:
    1. Timelines : Tulisan mengenai vertiminaponik merupakan suatu topik yang baru dan menarik.
    2. Proximity : Tulisan ini bersifat dekat dengan masyarakat perkotaan, karena diaplikasikan pada lahan yang sempit dan menggunakan teknologi yang sudah modern. Faktanya memang sebagian besar kota besar di Indonesia merupakan daerah yang padat penduduk, pekarangan rumah yang sempit, dan orang-orangnya cenderung sibuk, sehingga sangat diperlukan suatu teknologi yang bekerja otomatis atau secara elektrik untuk bercocok tanam.
    3. Importance : artikel tentang vertiminaponik ini sangat bermanfaat terutaman bagi masyarakat perkotaaan yang mau berbudidaya tanaman sayuran dan ikan, namun memiliki lahan yang sempit.
    4. Development : Teknologi Vertiminaponik telah berhasil dikembangkan dan diujicoba oleh Dr. Yudi Sastro dari BPTP Jakarta.



    BalasHapus