Sabtu, 08 November 2014

Vertiminponik : Solusi Cerdas Menghadapi Pasar Bebas (AEC 2015)



Oleh : Mochammad Deni Saputra (13089)




Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang menunjang perkembangan perekonomian Indonesia. Sejak dekade 50-an sampai sekarang, sektor ini selalu menempatkan diri dalam lima besar pengisi pendapatan negara.Mengenai peran penting sektor pertanian bagi perekonomian tidak dapat disangkal lagi. Pernyataan tersebut diperkuat dalam data statistik yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa pada bulan Februari 2014 meskipun terjadi penurunan sebesar 0,68 persen,, jumlah tenaga kerja di sektor pertanian sebesar 40,83 juta orang dan dalam periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 41,11 juta orang, Selain itu, menurut Pusdatin Kementerian Pertanian pada tahun 2012, bahwaIndonesia menjadi negara pengekspor dalam subsektor perkebunan dengan nilai yang cukup besar yaitu sebesar 32,476 US $ Milyar. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat diketahui bahwa sector pertanian mempunyai peranan yang penting dalam pembangunan bangsa, terlebih Indonesia akan menyongsong era keterbukaan pada tahun 2015 yaitu adanya ASEAN Economic Community.
            Dengan adanya ASEAN Economic Community, timbul  pasar tunggal dan basis produksi  yang menjadikan perdagangan menjadi lebih bebas, ditambah adanya dua komponen penting lainnya, yaitu Priority Integration Sectors dan kerjasama di bidang pangan, pertanian dan kehutanan. Hal ini tentunya dapat menjadi peluang maupun tantangan bagi bangsa Indonesia terutama pada sector pertanian. Terbukanya pasar keuangan ASEAN tersebut memberikan peluang untuk semakin terbukanya akses bagi para petani untuk  memasarkan produknya, tidak saja di dalam negeri tetapi juga pasar internasional. Dilain pihak, sektor pertanian di Negara ASEAN menghadapi tantangan yang cukup berat, karena persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi pekerjaan rumah untuk sector pertanian.
Salah satu permasalahan dalam sektor pertanian di Indonesia adalah lahan dan teknologi. Lahan menjadi topik yang krusial dalam sector pertanian karena tingkat konversi lahan yang semakin meningkat.  Di lain pihak, teknologi pertanian Indonesia telah berkembang dengan pesat. Dari proses produksi di hulu hingga pengolahan di hilir. Banyak aplikasi teknologi digunakan dalam industri pertanian modern di Indonesia untuk mendapatkan hasil yang baik dengan biaya produksi yang rendah. Seperti yang dapat kita lihat, budidaya pertanian di pekarangan khususnya di perkotaan, memiliki karakteristik yang khas. Kekhasan tersebut diantaranya adalah memiliki luasan sempit hingga sangat sempit. Oleh sebab itu, optimasi pemanfaatan pekarangan dalam budidaya tanaman dan sumber bahan pangan di perkotaan sangat perlu dilakukan. Salah satu strategi optimasi pemanfaatan pekarangan adalah melalui sistem budidaya tanaman yang dipadukan dengan budidaya ikan atau disebut vertiminaponik.

Jumat, 07 November 2014

Vertiminaponik: Solusi Pertanian Kota

Pertanian di lahan kota menjadi hal yang tabu bagi sebagian masyarakat perkotaan. Bagi masyarakat kota, lahan yang sempit dan mobilitas yang tinggi merupakan tantangan terbesar untuk mengembangkan pertanian di kota. Menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat perkotaan untuk menjadi konsumen produk pertanian bukan menjadi produsen.

Solusi untuk permasalahan lahan sempit ini sebenarnya sudah banyak dicetuskan di era saat ini. Vertikultur telah banyak dikenal masyarakat sebagai solusi menanam di lahan sempit dengan berbagai cara seperti penggunaan pipa, wall gardening dan tanaman gantung. Namun hal tersebut dirasa kurang efektif karena hanya dapat menghasilkan satu jenis produk pertanian saja, yakni sayuran. Solusi yang mulai dikembangkan di masyarakat perkotaan saat ini adalah vertiminaponik. Vertiminaponik hadir untuk memenuhi kebutuhan lahan yang sempit dengan berbagai manfaat yang ada. 

sumber : http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/ 

Vertiminaponik menggabungkan unsur perikanan yakni akuaponik dan pertanian (hortikultura). Vertiminaponik merupakan kombinasi antara sistem budidaya sayuran secara vertikal berbasis pot talang plastik dengan sistem akuaponik. Oleh sebab itu dinamai dengan “Vertiminaponik”. Verti berasal dari kata vertikultur (budidaya tanaman secara vertikal), mina berarti ikan, dan ponik berarti budidaya. Penggalan kata “ponik” tersebut biasanya melekat pada istilah hidroponik dan akuaponik (BPTP Jakarta, 2013).

Manfaat yang diperoleh dari vertiminaponik adalah menghasilkan dua komoditas sekaligus, yakni sayuran dan ikan. Selama ini kita mengenal istilah hidroponik, yakni menanam sayuran dengan media air. Hidroponik memang diterapkan dalam vertiminaponik, namun nutrisi sayuran didapatkan dari sisa pakan dan kotoran ikan yang mengandung hara konsentrasi tinggi bukan memakai nutrisi khusus untuk hidroponik. Tanaman juga berfungsi sebagai penyaring air dan mempertahankan kualitas air yang ada pada kolam ikan. Sehingga terjadi hubungan mutualisme antara tanaman dan ikan, akibatnya pertumbuhan ikan menjadi baik dan nutrisi tanaman terjaga.

Dr Yudi Sastro menjelaskan bahwa ikan yang dapat dipelihara melalui teknologi vertiminaponik ini adalah semua ikan tawar terutama yang tidak membutuhkan kesediaan oksigen dalam air yang tinggi seperti lele, bawal, patin, nila dan lain sebagainya. Di dalam bentuk yang portable ini, sayuran dan ikan yang dihasilkan cukup banyak. Satu tangki air (toren 500 L) dapat diisi ikan nila atau bawal sampai 200 ekor, sedangkan lele sekitar 300 ekor dengan jumlah produksi akhir sekitar 17 kg. Di atas tangki dapat disimpan 8 talang air yang ditanami empat jenis sayur yang berbeda. Untuk setiap satu talang (panjang 1 meter) yang ditanami sayuran sawi dapat menghasilkan 0,6 kg sawi. Begitupun apabila ditanami selada dapat menghasilkan sekira 0,6 kg selada. Sedangkan apabila ditanami kangkung dan bayam, masing-masing dapat menghasilkan seberat 1kg dan 0,8 kg (BPTP Jakarta, 2013).

Keuntungan yang dihasilkan dari pembuatan vertiminaponik dapat ditinjau dari sisi ekonomis dan kesehatan. Secara ekonomis, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan sayuran secara mandiri. Selain itu, vertiminaponik dapat menghasilkan produksi yang berlimpah sehingga besar kemungkinan menjadi peluang usaha di bidang perikanan dan pertanian. Dari sisi kesehatan, penanaman secara vertiminaponik mampu menghindarkan dari penggunaan bahan tidak ramah lingkungan seperti pupuk kimia dan pestisida. Tentu sayuran dan ikan yang dihasilkan mempunyai fisik yang lebih sehat dibanding dengan sayuran yang biasa dibeli di pasaran.

BPTP Jakarta (2013) menjelaskan bajwa modal pembuatan vertiminaponik disesuaikan dengan isi kantong masing-masing. Kolam ikan dapat menggunakan drum bekas ataupun talang bekas. Sebagai media tanam dapat digunakan batu zeolit sebagai sistem penyaringan air atau dapat diganti dengan batu kerikil saja. Hal ini dapat membuat harga modal pembuatan menjadi jauh lebih murah.

Salah satu masalah untuk menerapkan pertanian bagi masyarakat perkotaan adalah mobilitas yang tinggi. Tidak perlu khawatir karena vertiminaponik tidak banyak menyita waktu. Teknologi yang tepat dapat membantu masalah ini. Pompa air akan mengalirkan air secara otomatis, sehingga masyarakat tidak perlu lagi memikirkan aplikasi pupuk, pestisida maupun membersihkan kolam ikan!

Ditulis oleh Miftahul Ajri/ 13275 (B2/2)

Referensi
BPTP Jakarta. 2013. Vertiminaponik: Hasilkan Produk Organik Berlimpah di Pekarangan. < http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=286:vertiminaponik-hasilkan-produk-organik-berlimpah-di-pekarangan&catid=4:info-aktual>. Diakses tanggal 7 November 2013.

Vertiminaponik: Cara Baru Bercocok Tanam di Perkotaan

Saat ini sudah banyak dikembangkan berbagai teknologi baru, termasuk teknologi dalam bidang pertanian. Teknologi ini diharapkan dapat menjawab berbagai masalah yang timbul di masyarakat, termasuk masalah lahan atau media tanam. Selama ini kita hanya memandang bahwa bercocok tanam hanya dapat dilakukan di desa yang memiliki lahan luas, sedangkan orang yang tinggal di perkotaan sulit untuk melakukannya. Namun saat ini sudah ada teknologi baru yang diciptakan oleh Dr. Yudi Sastro dari BPTP Jakarta yaitu teknologi vertiminaponik yang berasal dari kata verti (vertikal/tanaman budidaya secara vertikal), mina (ikan), dan ponik (budidaya). Vertiminaponik merupakan kombinasi antara sistem budidaya sayuran secara vertikal berbasis pot talang plastik dengan sistem akuaponik. Pada sistem ini, dengan luasan lahan yang sama maka akan dapat dihasilkan dua komoditas sekaligus, yakni sayuran dan ikan. Budidaya sayuran, secara langsung akan didukung oleh sistem di bawahnya (ikan) yang menghasilkan sisa pakan dan kotoran ikan yang mengandung hara konsentrasi tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman di atasnya. Sementara itu, media tanam dan tanaman yang berada di atasnya akan menyaring air dan mempertahankan kualitas air yang berada di bawahnya. Kondisi tersebut menyebabkan kualitas air kolam akan tetap baik, bebas dari sisa pakan dan kotoran ikan, sehingga akan mendorong pertumbuhan ikan menjadi baik.


Ikan yang dapat dipelihara melalui teknologi vertiminaponik ini adalah semua ikan tawar terutama yang tidak membutuhkan kesediaan oksigen dalam air yang tinggi seperti lele, bawal, patin, dan nila. Di dalam bentuk yang portable ini, sayuran dan ikan yang dihasilkan cukup banyak. Satu tangki air dapat diisi ikan nila atau bawal sampai 200 ekor, sedangkan lele sekitar 300 ekor dengan jumlah produksi akhir sekitar 17 kg. Di atas tangki dapat disimpan 8 talang air yang ditanami empat jenis sayur yang berbeda. Untuk setiap satu talang (panjang 1 meter) dapat menghasilkan 0,6 kg sawi; 0,6 kg selada; 1kg kangkung atau 0,8 kg bayam. vertiminaponik adalah cara berbudidaya organik yang ramah lingkungan bebas pestisida. Kita tidak perlu memupuk  dan mengaplikasikan bahan kimia sehingga kita menghasilkan tanaman yang sehat dan siap dimakan dimana saja serta mempunyai nilai ekonomis tinggi.Untuk teknologi ini dapat disesuaikan dengan isi kantong masing-masing. 



Beberapa keuntungan yang dapat dicapai dari vertiminaponik ini adalah :
  • Memperoleh hasil ikan dan sayuran sekaligus. Dalam hal ini, kita memiliki pekarangan yang bisa swasembada sayuran dan protein dalam skala rumah tangga. Tentunya sayur ini segar karna langsung dipetik dan pastinya bersih karena kita tau kondisi pekarangan kita sendiri. Selain itu kita bisa memasak ikan dalam kondisi segar.
  • Hemat tempat dan tidak memerlukan lahan yang luas untuk bercocok tanam. 
  • Terjamin Organik. Sayuran yang hidup tersebut mengkonsumsi kotoran ikan yang berenang dibawahnya. Tentunya kondisi ini menjamin bahwa produk sayuran yang ditanam ini jelas organik. Jika ditambahkan pestisida atau pupuk, tentunya akan mempengaruhi kehidupan ikan yang dipelihara. Jadi, keseimbangan ekosistem mini diperlukan di sistem ini.
  • Tidak perlu menyiram tanaman setiap hari. Air yang dipompa akan terus menerus mengaliri tanaman penghias atau tanaman sayur vertiminaponik ini. Kita hanya perlu pastikan bahwa pompa air menyala sehingga sirkulasi air dapat terus berjalan
  • Design menarik. Bagi anda yang memiliki hobi mendesign ruangan atau taman, tentunya vertiminapinik ini dapat disulap menjadi design yang lebih menarik lagi. Bisa saja ini vertiminaponik ini menghiasi restoran, rumah makan dengan design yang lebih bagus dan dapat memanjakan mata para konsumen.
Selain keuntungannya, vertiminaponik juga ada kekurangannya. Kekurangannya terletak pada mahalnya biaya pembuatan. Biaya pembuatan 1 set sederhana saja bisa menghabiskan kira-kira 3 juta. Kemudian media tanam harus diganti secara berkala tergantung tanaman yang digunakan minimal tiga kali penanaman karena vermikompos akan tergerus oleh air yang mengalir. Hal ini membuat adanya biaya penggantian atau perawatan. Tetapi hal ini dapat disiasati. Kolam ikan dapat menggunakan drum bekas ataupun talang bekas. Sebagai media tanam dapat digunakan batu zeolit sebagai sistem penyaringan air atau dapat diganti dengan batu kerikil saja. Hal ini dapat membuat harga modal pembuatan menjadi jauh lebih murah.

sumber:
http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=286:vertiminaponik-hasilkan-produk-organik-berlimpah-di-pekarangan&catid=4:info-aktual


Ridya Nastitie/13325/B2/2

Vertiminaponik: Cara Jitu Atasi Minim Pekarangan

Vertiminaponik merupakan sistem yang memodifikasikan aquaponik dengan budidaya ikan dan sayuran sekaligus, sehingga cocok dengan kondisi perkotaan yang lahannya terbatas. Ikan yang dapat dipelihara melalui teknologi ini adalah semua ikan air tawar terutama ikan yang tidak membutuhkan ketersediaan oksigen dalam air yang tinggi seperti lele, bawal, nila, dan lain-lain. Sistem ini memanfaatkan kotoran ikan sebagai bahan organik atau sumber hara bagi sayuran yang ditanam, sedangkan sayuran tersebut juga berfungsi sebagai penyaring air yang dibutuhkan dibutuhkan oleh ikan yang dipelihara.

Sistem vertiminaponik dapat dijelaskan melalui gambar disamping. Air di dalam tangki air dialirkan ke tempat tanaman sebagai bahan hara bagi tanaman sekaligus penyaring air.

Lapisan pertama pada tempat tanaman tersebut adalah kerikil. Kerikil ini harus bersih agar saluran air berjalan lancar. Fungsi kerikil pada tanaman ini adalah agar aliran air dapat berjalan lancar karena kerikil akan menciptakan rongga pada media tanaman.



Media tanam dilindungi oleh kain kassa agar tidak ikut larut dengan aliran air ke dalam tangki air. Media tanam dibuat dari campuran batu zeolit ukuran 3, dengan vermikompos dengan perbandingan 1,5 batu zeolit : 1 vermikompos.



Lapisan media tanam di dalam kain kassa tersebut terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama pada dasar kain kassa adalah lapisan batu zeolit ukuran 3 setinggi sekitar 3 cm. lapisan ini berfungsi untuk mencegah larutnya vermikompos ke dalam aliran air. Lapisan berikutnya adalah lapisan media tanam.

Sumber: 

Ribka Gupita Hapsari / 13322 / B2 / 2